Cegah Penyakit Penyebab Kematian Nomor 3, Ibu-Ibu RT 3 RW 3 Ikuti Arisan Diabetes

  • Aug 03, 2023
  • BENDOKATON KIDUL-TAYU

Desa Bendokaton Kidul (13/07/2023) – Diabetes mellitus sering disebut sebagai penyakit silent killer karena penyakit ini dapat diam-diam muncul dengan gejala yang tidak berarti tetapi menimbulkan berbagai komplikasi seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke, penyakit saraf, penyakit ginjal, dan penyakit mata. Menurut data tahun 2019, diabetes merupakan penyakit penyebab kematian tertinggi nomor 3 di Indonesia dengan angka kematian 57,42 per 100.000 penduduk. Data International Diabetes Federation (IDF) mendapati bahwa jumlah penderita diabetes pada 2021 di Indonesia meningkat pesat dalam sepuluh tahun terakhir.  Jumlah tersebut diperkirakan dapat mencapai 28,57 juta pada 2045 atau lebih besar 47% dibandingkan dengan jumlah 19,47 juta pada 2021.

Salah satu pencegahan penyakit diabetes adalah melalui skrining dengan pemeriksaan gula darah sewaktu. Pada saat posyandu lansia banyak ditemukan warga yang memiliki kadar gula darah diatas 200 mg/dL atau dikatakan diabetes mellitus. Berdasarkan latarbelakang tersebut, mahasiswa KKN menyelenggarakan acara berjudul Arisan Diabetes (Ajak Diri untuk Sadar dan Antisipasi Diabetes). 

Acara Arisan Diabetes dilakukan pada ibu-ibu arisan tahlilan di RT 3 Desa Bendokaton Kidul. Acara dimulai pukul 18.30 WIB, diawali dengan agenda tahlilan dan doa bersama dilanjut dengan sosialisasi penyakit diabetes. Sosialisasi disampaikan oleh salah satu mahasiswa dari tim II KKN Universitas Diponegoro yaitu Ayu Bintang yang berasal dari jurusan Kedokteran Umum. Selain mendengarkan penjelasan dari pembicara, ibu-ibu juga diberikan leaflet yang berisi materi penyakit diabetes mellitus. Materi yang disampaikan terdiri dari pengertian, gejala, jenis, kriteria, faktor risiko, pencegahan dan pengelolaan diabetes mellitus. Ibu-ibu arisan diberi penjelasan diabetes mellitus atau kencing manis merupakan penyakit dimana kadar gula darah cukup tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan hormon insulin sehingga gula di dalam darah tidak dapat disimoan atau diubah menjadi energi. Mahasiswa juga menjelaskan beberapa gejala diabetes seperti sering kencing, sering haus, sering lapar, pandangan kabur, luka sulit sembuh, mudah lelah, dan berat badan turun drastis. Materi disampaikan dengan santai dan bahasa yang sederhana sehingga ibu-ibu arisan tertarik untuk menyimak dan antusias mendengarkan. 

Masyarakat sering salah kaprah mengenai jenis penyakit diabetes mellitus, banyak yang menganggap diabetes mellitus terbagi menjadi diabetes kering dan diabetes basah. Padahal yang benar diabetes terbagi menjadi diabetes tipe 1 (akibat tidak diproduksinya hormon insulin) dan diabetes tipe 2 (akibat tidak berfungsinya hormon insulin). Ibu-ibu arisan juga diminta untuk berhati-hati atau menghindari hal-hal yang menjadi faktor risiko diabetes mellitus seperti riwayat keluarga dengan diabetes mellitus, obesitas, pola makan tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik. Untuk mencegah atau mengelola penyalit diabetes diabetes mellitus, ibu-ibu diberi nasihat untuk olahraga 30 menit 3-4 kali per minggu, diet seimbang dengan konsumsi karbohidrat, protein, sayur dan buah, membatasi konsumsi gula maksimal 4 sendok makan, mengurangi konsumsi makanan manis, rutin periksa gula darah, dan bagi yang sudah terkena penyakit diabetes harus mengonsumsi obat secara teratur.

Setelah penyampaian materi dilanjutkan dengan pemeriksaan gula darah sewaktu. Mahasiswa menyebarkan kupon kepada 15 ibu-ibu pertama yang ingin dilakukan pengecekan gula darah. 15 orang tersebut mendapatkan bingkisan setelah dilakukan pengecekan. Ternyata antusias ibu-ibu arisan sangat tinggi untuk mau dilakukan pengecekan, sehingga acara dilanjutkan dengan pengecekan gula darah kepada ibu-ibu yang lain. Selain pemeriksaan kadar gula darah, juga dilakukan pengecekan kadar kolesterol dan asam urat bagi ibu-ibu yang berkehendak. Dengan adanya acara Arisan Diabetes ini diharapkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terkait diabetes mellitus meningkat sehingga mereka mau melakukan pencegahan dengan membatasi gula, diet sehat, olahraga serta rutin melakukan pengecekan kadar gula darah minimal satu bulan sekali.